Global Warming? sudah lama terdengar di seantero dunia, iklan televisi, poster dan baliho di tengah kota, slogan jargon yang senantiasa diselipkan di setiap event. Tapi maaf, saya baru benar – benar tergugah ketika menikmati film dokumenter “An Inconvenient Truth”, telat banget seeh.. Kesadaran untuk mengurangi polusi, menanam sebanyak – banyak pohon yang bisa kita tanam, penghematan energi listrik, dsb sudah sedari lama saya sadari, tetapi hanya sepersekian persennya saya lakukan. Tetapi Al Gore, menyuguhkan berbagai fakta berupa statistik dan bukti visual akan kekritisan alam kita saat ini.
Berawal dari kegiatan funny-educatednya Maureen feat Gai feat Michael (para tentor di IALF), di minggu keempat kami memfasihkan lidah barat, kami disuguhkan sebuah film yang katanya penuh dengan grafik (sebagai bekal salah satu varian tes wajib kami nanti, writing..). Saya pikir ini film akan membosankan (karena tidak ada subtitle :p ), dan memang membosankan karena tidak seratus persen mengerti apa yang dijelaskan, heu. Tetapi mata tiba – tiba terasa tidak sanggup berkedip ketika melihat fakta bahwa kondisi di beberapa belahan dunia sudah sangat – sangat memprihatinkan, bumi kita butuh sentuhan perlindungan.
Gunung es yang kian mencair, kekeringan di wilayah Afrika, emisi karbon yg meningkat sangat tajam di beberapa tahun terakhir, temperatur bumi yang kian meningkat, rasanya menjadi merasa bersalah mengingat kebiasaan menghambur-hamburkan energi belum juga dapat dikurangi. Padahal efek yang dihasilkan tidak hanya untuk diri sendiri, tapi yang lebih penting untuk lingkungan sekitar. Kebayang donk kalo Pontianak menjadi the next city yang penduduknya harus diungsikan karena hampir tenggelam? Penduduk di Carteret Island sudah diungsikan ke New Zealand, karena mulai “terendam”. Innalillahi.. Baca lebih lanjut