Tag
Gengsi, hal pertama yang saya pikirkan ketika harus “menjual”, apapun itu. MLM, distributor sepatu, asuransi, pernah dicicipi sedikit. Kebanyakan langsung kendor dan lebih sering menanggung malu. Yang jelas, semakin sering dijalani justru semakin kuat dugaan fakta bahwa saya sama sekali tidak mempunyai bakat berjualan.
Bukannya tidak iri melihat kawan-kawan yang sukses meniti karir dengan berjualan, bahkan dengan produk yang tidak terlalu menjunjung tinggi keunikan dan kualitas produksi. Secara pribadi memang saya lebih cenderung senang dengan pekerjaan individualistik, belajar dan mengajar, atau berkutat meneliti dan menganalisis suatu hal. Women behind the screen, bukan berhadapan langsung dengan customer apalagi promosi.
Well, keterjebakan saya di dunia perkantoran ternyata tidak lalu membuat saya terlalu mencintai pekerjaan, saya mulai suka tetapi akan selalu ada titik jenuh di atas semua rutinitas yang datar – datar saja. Kemudian di tengah kesibukan yang tidak saya tinggalkan, muncullah ide berjualan hasil produksi keluarga sendiri. Sudah lama merasakan potensi pemasaran kue yang diproduksi oleh saudara sekandung, dan saya pikir sekaranglah saatnya. Ide dasar memutuskan diri sebagai tim marketing adalah bahwa perlu adanya suatu pengelolaan dalam rangka meningkatkan taraf hidup melalui industri rumah tangga, bahwa sebuah kreativitas akan terwujud menjadi hal yang bermanfaat dan saling menguntungkan ketika dikenal dan dirasakan manfaatnya. Lalu, apa yang bisa saya lakukan untuk memacu usaha mandiri?
Hal pertama yang saya analisis adalah berkaitan dengan moment. Bahwa di tengah hiruk pikuk ramadhan, budaya mempersiapkan sajian untuk hari raya masih menjadi prioritas dalam lingkup muamalah. Kedua, kemampuan. Ketiga, publikasi.`Produk terbaik tidak lantas dikenal tanpa usaha mengenalkan keunggulannya. Dan yang terakhir tentu saja pelayanan.
Kemiskinan pengalaman saya di bidang marketing saya siasati dengan merekrut orang lain sebagai penyebar leaflet dan sampel produk. Yang jelas, leaflet produk saya buat sedemikian menarik dan berusaha terlihat profesional (meskipun dengan kemampuan fotografi dan photoshop yang minim). Alhamdulillah, dua hari pertama sudah mendapatkan 18 pesanan! Sebuah kegembiraan yang luar biasa.
Ini adalah sebuah awal, yang bukan tidak mungkin akan berkembang. Ketika menjadi lebih besar, semoga menjadi sebuah langkah yang tepat untuk meningkatkan taraf hidup orang yang lebih banyak.
Ternyata, meniatkan suatu pekerjaan atas dasar meringankan sesama lebih terasa nikmat ketimbang karena keuntungan semata. Saya Alhamdulillah merasa cukup dengan rezeki materi bulanan selevel PNS. Tetapi orang lain yang tidak pun bekerja, masih menggantungkan status kepegawaian yang tidak kunjung jelas, padahal mereka adalah orang – orang dengan bakat kreativitas yang luar biasa. Subhanallah.. menyebarkan leaflet dan berpromosi saja menuntut kemampuan yang hebat, saya belum tentu bisa. Sebuah THR mulai saya siapkan, tidak peduli berapa banyak jumlah pesanan yang akan diterima, belum dihitung berapa keuntungan bersih yang berhasil terkumpul, setidaknya ada alasan untuk membantu tanpa terlihat memberikannya dengan cuma – cuma, karena seseorang akan lebih merasa dihargai karena apa yang diusahakannya, bukan karena nasibnya.