“Segalanya milik Allah dan akan kembali kepada Allah”
Telah menjadi ketentuan mutlak bahwa setiap makhluk hidup di muka bumi ini pada akhirnya akan kembali kepada Yang Maha Menciptakan. Sebuah fakta tak terbantahkan yang lebih mudah diucapkan dan dituliskan ketimbang dirasakan ketika harus dijalani.
Siap maupun tidak siap, ikhlas ataupun kurang rela, seseorang yang sejatinya adalah orang terbaik disisi kita suatu saat pasti akan pergi meninggalkan kita. Atau, jika boleh egois, lebih baik kita yang meninggalkan mereka, karena perasaan meninggalkan terasa lebih ringan daripada ditinggalkan, meskipun keduanya sama-sama menggoreskan duka nan penuh lara.
Bicara tentang kematian, Sesungguhnya Sang Maha Pemberi Kehidupan selalu memberikan yang terbaik bagi umat-Nya, meski belum tentu terasa baik menurut umat itu sendiri. Tahukah dhek, seseorang yang telah “dijemput” sesungguhnya berarti kebahagiaan baginya karena menjadi selangkah lebih dekat dengan Rabb? Sosok Esa yang begitu dirindukan oleh berjuta – juta umat manusia. Sekali lagi Allah Maha Tahu yang terbaik bagi umat-Nya. Seseorang tersebut dicabut kesakitan dan kesengsaraannya di dunia, dan diberi kelapangan di tempat terbaik disisi Ilahi Rabbi. Kebahagiaannya sesungguhnya juga merupakan kebahagiaan bagi kita ya kan?
Mari kita telaah diri kita yang ditinggalkan. Ketika kita tahu bahwa beliau yang meninggalkan kita sesungguhnya lebih bahagia di alam sana, maka apa yang membuat diri kita lantas bersedih hati? Semua kenangan indah akan adanya beliau, akan kasih sayang dan perhatian yang selalu beliau curahkan, akan sosok beliau yang selalu menenangkan tiba – tiba menyeruak ke permukaan. Takut akan kehilangan kesemua kesenangan dan ketentraman tersebut. Sungguh perasaan yang lebih dari sekedar wajar sayang, menangislah..
Namun ada suatu hal yang terpenting dari kesemua perasaan kehilangan tersebut. Kenangan akan kebaikan beliau mari kita jadikan landasan untuk mempersembahkan posisi terbaik beliau disisi Allah Ta’ala. Teruskan amal jariyah beliau, sesungguhnya pahala atas amal ibadah anak-anak yang sholeh/sholehah akan terus mengalir kepada kedua orang tuanya hingga akhirat nanti.
Dhek, yang terpenting bukanlah menjadi sholeh / sholehah untuk surga, tetapi menjadi seorang anak yang mampu menggugurkan dosa – dosa kedua orang tua. Subhanallah, alirkan terus doa – doamu sepanjang malam dhek, ringankan langkah kaki bapak menuju tempat terbaik, ikhlaskan kepergian beliau karena kehidupan setelah kematian berkali lipat lebih indah daripada dunia fana.
Teruntuk adhek – adhekku tersayang,
Turut berduka cita atas kepulangan bapak ke rakhmatullah, doa seluruh keluarga besar senantiasa menyertai. Semoga mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah SWT. Sabar ya dhek, you must be strong! We’re here.. Salam sayang dan peluk cium dari keluarga di Pontianak.
*sebuah notes untuk adik2 sepupu di Yogya yang baru saja “ditinggalkan”*